Senin, 15 Agustus 2016

BERSYUKURLAH


Saudaraku, sudahkah anda bersyukur hari ini? Bersyukur dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja. Namun alangkah baiknya jika kita mengambil sedikit waktu kita sekitar 15-20
menit dalam 24 jam khusus untuk bersyukur. Sempatkan untuk melakukannya 1-2 kali sehari.
Lakukan setelah bangun pagi dan saat hendak tidur malam.

Rasakan syukur itu dengan sepenuh hati, tak perlu banyak berkata-kata. Kita dapat
melakukannya dengan membayangkan ulang, dalam pikiran kita, kejadian yang membuat
kita bersyukur. Tidak peduli itu adalah kejadian kemarin, kejadian kemarin lusa, kejadian
minggu lalu, bulan lalu atau bahkan kejadian tahun lalu. Biarkan pikiran menjelajah, memilih
sendiri apa yang ingin disyukuri. Tak perlu mengingat kejadian sesuai urutan waktu. Yang

Biarkan pikiran memunculkan memori secara spontan tanpa paksaan, tanpa arahan. Bisa jadi
yang muncul adalah gambaran orang tua kita yang masih hidup. Kita bisa mengucapkan
“Alhamdulillah, saya masih bisa melihat senyum orang tua saya” atau “Alhamdulillah, saya
masih punya kesempatan untuk membahagiakan orang tua saya” atau “Saya bersyukur,
orang tua saya masih dapat bermain-main dengan cucu-cucunya”. Mungkin bisa jadi
gambaran anak-anak kita yang muncul. Bisa saja kita bersyukur karena telah melahirkan
secara normal, bersyukur karena anak tumbuh sehat dan ceria, bersyukur karena anak sudah
masuk sekolah, bersyukur karena anak sudah bisa mandiri, bersyukur karena anak mulai
belajar peduli lingkungan, dll.

Kita juga bisa bersyukur karena diberi kesehatan, diberi kemudahan, memiliki lingkungan
kerja yang menyenangkan, memiliki teman-teman yang bisa diajak diskusi dan saling berbagi,
punya tempat tinggal atau punya kendaraan. Apa pun bisa dijadikan alasan bersyukur,
asalkan kita mau bersyukur. Bahkan kesulitan, masalah maupun kegagalan yang kita hadapi
bisa menjadi alasan kita bersyukur. Bersyukur karena saat menyelesaikan masalah kita diberi
kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, tercipta karakter yang
lebih tangguh, pengetahuan semakin bertambah, wawasan semakin luas, relasi semakin
banyak, atau hubungan dengan keluarga semakin dekat.

Kita sering berdo’a, terutama sehabis shalat lima waktu. Berdo’a tidak dilarang karena Tuhan
Maha Kaya. Namun alangkah lebih baiknya memperbanyak syukur atas apa yang telah
diberikan oleh Tuhan daripada memohon ini itu, apalagi memohon terlalu banyak hal,
kepada Tuhan. Karena percayalah, bahwa “Barang siapa yang bersyukur maka akan
ditambahkan nikmat baginya” (QS: Ibrahim ayat 7).

Mengapa kita perlu bersyukur? Setiap hari kita terpapar energi negatif. Dari bangun di pagi
hari sampai hendak tidur di malam hari. Banyak sekali energi negatif di sekeliling kita, seperti
mendengar seseorang menjelek-jelekkan orang lain, membaca atau menonton berita
kriminal, melihat pertengkaran di sinetron/drama maupun di dunia nyata, mendengar atau
membaca atau menonton berita gosip, menonton sinetron/drama, membaca atau membuat
postingan yang mengandung makna negatif di media sosial, atau membaca orang-orang tak
dikenal saling berdebat mengedepankan ego di dunia maya baik itu forum, milis, blog atau
media sosial. Belum lagi emosi negatif yang muncul dari dalam diri seperti marah, kesal,
kecewa, sedih malu, iri, malas, bangga, benci, dll.

Di bawah ini saya tuliskan Map of Consciousness hasil penelitian David R. Hawkins, M.D.,
Ph.D yaitu besaran energi dari masing-masing tingkatan/level emosi, yang saya kutip dari
bukunya Adi W Gunawan dengan judul “Becoming a Money Magnet”. Baseline yang
digunakan adalah skala 200. Skala ini bersifat logaritmik. Jadi bila disebut angka 100 atau
200, artinya 10100 atau 10200.

Segala sesuatu yang berada di bawah level 200 bersifat negatif dan menguras energi psikis
kita. Semakin ke bawah, semakin kecil angkanya, maka semakin jelek efek emosi tersebut
bagi diri kita. Jadi, berhati-hati lah dengan emosi yang ada dalam diri kita.











































Bersyukur ibarat battery recharge. Analoginya, kita bersyukur di pagi hari untuk mengisi
penuh tangki energi kita. Begitu kita memulai aktifitas maka mulailah energi-energi negatif
menguras energi positif yang sebelumnya telah kita isi saat bangun pagi. Maka di penghujung
hari saat hendak tidur dianjurkan bersyukur kembali agar besaran energi positif dalam diri
kita lebih banyak dibandingkan energi negatif. Di sini berlaku hukum penjumlahan. Jika kita
ingin dapat hasil akhir bernilai positif maka kita harus memiliki angka positif yang lebih besar
daripada angka negatif.

Anda boleh mencoba untuk membandingkan, satu hari melakukan syukur dan satu hari
tanpa bersyukur. Apakah anda dapat merasakan bedanya? Apakah di kedua hari itu, anda
merasa biasa-biasa saja atau tetap merasa gelisah, kuatir, galau dan bete? Bila itu yang anda
rasakan, kemungkinan yang terjadi adalah besaran energi positif hampir sama besarnya
dengan energi negatif atau malah energi negatif jauh lebih besar dari energi positif. Yang
harus anda lakukan adalah memperbesar energi positif atau memperkecil energi negatif.
Contoh beberapa cara untuk memperkecil besaran energi negatif yaitu dengan berusaha
menghindari berita buruk tentang apa pun itu. Kalau pun berita itu memang perlu anda
ketahui, biarlah orang yang menyampaikannya kepada anda. Tak perlu anda yang mencaricarinya.
Hindari menonton sinetron. Sinetron Indonesia sangat buruk untuk program otak.
Jika kita rutin mengonsumsi sinetron, tanpa sadar, kejadian-kejadian dan karakter tokohtokoh
di sinetron masuk dan terekam ke dalam alam bawah sadar kita. Maka tak perlu heran
dibandingkan masyarakat jaman dulu, masyarakat sekarang lebih agresif, banyak kasus tindak
kriminal, banyak kasus perceraian. Salah satu penyebabnya adalah sinetron. Dan tentu saja,
yang tak mau kalah memberi kontribusi adalah berita gosip atau secara halus kita sebut
infotainment. Dan yang lebih disayangkan lagi, sinetron dan gosip juga dikonsumsi oleh anakanak
kita. Kedua jenis acara tersebut, lebih cepat terekam ke dalam pikiran bawah sadar
mereka. Caution: hindarilah keduanya, terutama anak-anak.

Kita juga dapat memperbesar energi positif, misalnya dengan mencari teman atau komunitas
yang memiliki aura positif. Atau lakukan aktifitas real yang anda senangi. Bukan aktifitas di
dunia maya yang melibatkan komputer, psp, gadget, atau cellphone. Namun aktifitas positif
yang mengharuskan kita untuk melakukan kontak langsung dengan manusia, makhluk hidup
lainnya atau lingkungan.

Jadi, mari lah kita bersyukur setiap hari, maka kita akan merasakan kebahagiaan. Karena
kebahagiaan tidak perlu dicari. Kebahagiaan ada dalam diri kita. Kita hanya perlu menyikapi
dan memaknai setiap kejadian dalam hidup kita dengan bijak.

Di akhir tulisan ini, saya mengucapkan syukur karena telah membuat tulisan ini sehingga
dapat mengingatkan diri saya pribadi untuk selalu bersyukur.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Ordered List

Sample Text

Definition List

Total Tayangan Halaman